Senin, 27 Februari 2012

Air Terjun Kambas

Pesona keindahan alam yg masih tersimpan




Air Terjun Kambas Ogan Komering Ulu
Wisata Ogan Komering Ulu di Desa Ulak Lebar, Kecamatan Ulu Ogan, dengan ketinggian air terjun 50 m, dikelilingi perbukitan, hutan dan batuan besar, ditempuh dengan berjalan kaki selama 30 menit dari Desa Ulak Lebar.
Dengan jarak tempuh dari desa Ulak Lebar
, Kecamatan Ulu Ogan, Kab.OKU_ menuju lokasi wisata Air Kambas berkisar 1 Km dengan berjalan kaki 0,5 jam. Lokasi air terjun Kambas berada pada ketinggian 425 m di atas permukaan laut dengan koordinasi 04006.765S dan 103044.785E.



 
Air Terjun Kambas Menyimpan Keindahan Tersendiri  Dengan Segala yg Dimilikinya, Namun Sayangnya Tidak banyak Orang yg mengetahui Keberadaanya

 
Perjalanan menuju lokasi yang melalui perbukitan masih alami, melalui hutan dan perkebunan rakyat, dan melalui alur sungai Ogan yang hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Lokasi objek wisata ini termasuk dalam kawasan hutan lindung, dan tidak terdapat permukiman penduduk. Objek wisata Air Terjun Kambas, memiliki ketinggian air yang jatuh berkisar 50 meter.

 






























Lokasi ini dikelilingi oleh perbukitan dan hutuan serta terdapat bebatuan besar. Air dari air Terjun Kambas menuju sungai Ogan. Keadaan lokasi yang memiliki bebatuan besar dan berkontur tidak rata menyebabkan tidak memungkinkan untuk membuat bangunan di sekitar lokasi, namun harus dipindahkan sekiar 50 meter dari lokasi air terjun. Dari hasil survey, masyarakat setempat mendukung dibangunnya infrastruktur di lokasi Air Terjun Kambas.


Sepanjang Perjalan Anda Akan Disuguhi Panorama Alam Yg Indah Berupa Hamparan perkebunan Kopi yg menebarkan Aroma Khas, Terutama Pada saat Musim Bunga Kopi Sedang mekar.



 
“MUSIM DURIAN”
Sangat Tepat  Jika anda Berkunjung Ke Air Terjun KAMBAS Ini pada saat Musim Durian. Karna Disepanjang jalan setapak Yang Anda Lewati juga banyak tumbuh Pohon Durian Yg Bisa Dinikmati, Atau Dijadikan Oleh-Oleh Untuk teman2x..
Foto by; Kismansya Yrf
Dokumentasi; Kismansya Yrf




Di Post kan Oleh:; Kismansya Yrf
Bersama             ; M Priyank

Pesona Wisata Danau Ranau






 


Luas Danau Ranau sekitar 8×16 km dengan latar belakang Gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari suhu berkisar 20° - 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°5145 bujur selatan dan 103°5550 bujur timur.

Secara geografis, topografi danau ranau adalah perbukitan berlembah, sehingga menjadikan danau Ranau memiliki cuaca sejuk. Terdapat beberapa jenis ikan hidup di danau, antara lain mujair, kepor, kepiat, dan harongan.




Posted By; Zona Kito.blogspot


Pemandangan seputar Danau Ranau sungguh menakjubkan. Apaladi di tengah danau terdapat pulau bernama Pulau Marisa. Di sana juga terdapat sumber air panas. Sebagai tujuan wisata,  wilayah ini kaya potensi karena masih ada objek pendukung seperti air terjun hingga resort.


 Asal-Usul

Menurut cerita, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan itu. Lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air.

Sekeliling danau ditumbuhi berbagai tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakan Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.

Dokumentasi; by Kismansya Yrf
 Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa.

Pulau Marisa sebenarnya daratan yang terpisah dari kaki Gunung Seminung karena genangan air danau. Di daratan yang luasnya tidak lebih dari satu hektar itu terdapat pohon-pohon kelapa, dan pengunjung bisa sekadar mampir untuk menikmati keindahan secuil daratan itu.


 Danau Ranau memang memiliki pesona. Bagaimana tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam nan elok. Gunung Seminung  menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu.

Hamparan sawah hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang. Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu. Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan kerikil putih di sepanjang tepian.
Danau Ranau Yg Diabadiakan Oleh salah Seorang warga Belanda Tahun 1926
( gambar pernah Dimuat Di Blog Jhoni Lodeh.Blogspot)




 
Penduduk sekitar danau menurutkan banyak kisah yang menceritakan asal usul Danau Ranau. Meskipun secara teori ilmiah diyakini danau ini terjadi akibat gempa tektonik, seperti Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumbar, sebagian besar masyarakat sekitar masih percaya danau ini berasal dari pohon ara. Konon, di tengah daerah yang kini menjadi danau itu tumbuh pohon ara sangat besar berwarna hitam.
Ranau Tempo Doeloe By; Joni Lodeh_ jonaif@yahoo.com
Cerita Adat;
Konon masyarakat dari berbagai daerah seperti Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering, berkumpul di sekeliling pohon. Mereka mendapat kabar jika ingin mendapatkan air, harus menebang pohon ara tersebut. Masyarakat dari berbagai daerah itu berkumpul dengan membawa makanan seperti sagon, kerak nasi, dan makanan lainnya.

Persis saat akan menebang pohon, masyarakat kebingungan cara memotongnya. Ketika itulah muncul burung di puncak pohon mengatakan warga harus membuat alat berbentuk mirip kaki manusia. Mereka membuat alat menggunakan batu dengan gagang kayu. Akhirnya pohon ara pun tumbang.

Dari lubang bekas pohon ara itu keluar air dan akhirnya meluas hingga membentuk danau. Sementara pohon ara yang melintang kemudian membentuk Gunung Seminung. Karena marah, jin di Gunung Pesagi meludah hingga membuat air panas di dekat Danau Ranau. Sedangkan serpihan batu dan tanah akibat tumbangnya pohon ara menjadi bukit di sekeliling danau.
Foto; Salah Satu Peninggalan Sejarah Megalitikum
Yang Diyakini Sebagai makam Sipahit Lidah (dikeramatkan Oleh warga Sekitar)

 Masih di sisi Danau Ranau, tepatnya di Pekon Sukabanjar, berseberangan dengan Lombok, terdapat kuburan yang diyakini masyarakat sebagai makam Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Makam keduanya terletak di kebun warga Sukabanjar bernama Maimunah. Untuk menuju ke lokasi, selain naik perahu motor dari Lombok, bisa juga dengan berkendaraan.

Menurut juru kunci kuburan, H Haskia, di sini terdapat dua buah batu besar. Satu batu telungkup diyakini sebagai makam Si Pahit Lidah dan satu batu berdiri sebagai makam Si Mata Empat. Si Pahit Lidah disebut sebagai Serunting Sakti dari Kerajaan Majapahit. Karena dianggap nakal, Si Pahit Lidah yang bernama asli Raden Sukma Jati ini oleh raja diusir ke Sumatera. Akhirnya, dia menetap di Bengkulu, Pagaralam, dan Lampung.


Si Pahit Lidah memiliki kelebihan, yakni setiap apa yang dikemukakannya terkabul menjadi batu. Akibatnya, Si Mata Empat dari India mencarinya hingga bertemu di Lampung, tepatnya di Way Mengaku. Di Way Mengaku keduanya saling mengaku nama. Lalu, keduanya beradu ketangguhan.
Repro dari Berbagai Sumber_
Oleh; Kismansya yrf

Silsilah Aksara Nusantara

Silsilah Aksara Nusantara. 

Arsip Museum Nasional
Kepulauan Nusantara pernah didatangi bangsa Yunan dari daratan Indo-Cina pada abad Sebelum Masehi. Bangsa ini sebelum datang secara besar-besaran, mereka masuk Nusantara dengan kelompok-kelompok kecil.

 Mereka membawa berbagai kebudayaan antara lain falsafah/ajaran Buddha dan aksara/tulisan kaganga. Khusus di Lampung sekarang dikenal dengan tulisan Lampung karena pada zaman modern ini Lampunglah yang lebih dulu mengangkat aksara kaganga tersebut. Adapun daerah Lampung dahulu merupakan kesatuan dengan daerah pusat Kerajaan Saka di sebelah selatan Bukit Barisan dalam wilayah Sumatera bagian selatan, yaitu Kerajaan Aji Sai dekat Danau Ranau, Lampung Barat sekarang. Di Sumatera bagianSelatan.
   
Aksara Brahmi,Cikal Bakal Aksara nusantara
Di wilayah kepulauan nusantara ini yang memakai tulisan kaganga hanya di Pulau Sumatera dan Sulawesi (ada 22 wilayah) dan di luar wilayah tersebut memakai tulisan/aksara pallawa/hanacaraka yang berasal dari India sesudah masuk abad Masehi bersama dengan ajaran/falsafah Hindu, yang kemudian hari berkembang di Pulau Nusa Kendeng/Pulau Jawa sekarang dan Bali. Di pusat Kerajaan Saka/Aji Sai, raja-rajanya adalah titisan penjelmaan Naga Sakti/Nabi Khaidir a.s., dalam rangka mengemban tugas Tuhan Yang Maha Esa dengan menurunkan hukum inti Ketuhanan (falsafah Jaya Sempurna) sepanjang zaman. Jadi masuknya bangsa Yunan terjadi beberapa tahap yang jaraknya berabad-abad serta membaur dengan penduduk asli Nusantara (yaitu Kerajaan Saka/Aji Sai) yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sriwijaya kecil di wilayah pedalaman Bukit Barisan sebelah barat, yaitu Bukit Raja Mahendra (Raje Bendare). Di Pagar Alam Lahat, tepatnya di antara perbatasan 3 provinsi; Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu lokasi tersebut sampai saat ini belum terungkap dan masih merupakan misteri bagi bangsa Indonesia. Untuk mengungkapnya perlu dipelajari tulisannya, yaitu kaganga atau pallawa (hanacaraka).

Aksara Kaganga (Dasar)





Menurut Ahmad, aksara yang mirip aksara Kaganga bisa ditemukan sejak dari pedalaman Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumsel, Lampung, Sulawesi Selatan, bahkan sampai ke Filipina.

Bahkan, naskah La Galigo dari Sulawesi Selatan diyakini menggunakan aksara yang mirip aksara Kaganga. Anehnya di sepanjang pesisir timur Sumatera seperti Medan, Riau, Jambi, Palembang, dan Bangka tidak ditemukan aksara Kaganga tapi ditemukan aksara Arab Melayu.

Aksara Bali

Aksara BugisYg berkembang Diwilayah sulawesi
Aksara Kaganga di Sumsel dibagi menurut daerah asal dan usianya. Menurut daerah asal ada aksara Kaganga Besemah, Lembak (sekitar Lubuklinggau), Kayu Agung, Ogan (sepanjang Sungai Ogan dan Sungai Komering), Enim (sekitar Muara Enim), dan Rambutan (sekitar Banyuasin). Sedangkan menurut usianya ada aksara tua dan muda

ksara Kaganga tidak berkembang kemungkinan karena terdesak oleh aksara Palawa dan semakin terdesak oleh aksara Arab Melayu. 
Aksara Sunda



Aksara Batak Toba
Aksara Batak atau Surat Batak juga berkerabat dengan kelompok ini. Diperkirakan jaman dahulu di seluruh pulau Sumatra dari Aceh di ujung utara sampai Lampung di ujung selatan, menggunakan aksara yang berkerabat dengan kelompok aksara Kaganga ini. Tetapi di Aceh dan di daerah Sumatra Tengah (Minangkabau dan Riau), yang dipergunakan sejak lama adalah huruf Jawi

Aksara Kaganga merupakan sebuah nama kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Aksara-aksara yang termasuk kelompok ini adalah antara lain aksara Rejang, Kerinci, Lampung, Rencong dan lain-lain.

Nama kaganga ini merujuk pada ketiga aksara pertama dan mengingatkan kita kepada urutan aksara di India dan terutama dalam bahasa Sansekerta.

Kamis, 16 Februari 2012

Mata Air Panas "Gemuhak"

Peta Wilayah Kab.OKU (secara umum)


Air Panas Gemuhak Ogan Komering Ulu
Wisata Ogan Komering Ulu di Desa Gunung Tiga, dengan berjalan kaki selama 6 Km, atau Sekitar 1,5 jam, pada ketinggian 398 m dpl, dengan beberapa sumber yang menyemburkan air panas setinggi 3 m setiap selang 15 detik.


Bunga Bintang yang Konon Hanya Tumbuh Disekitar Gemuhak
 
 
Mata Air Panas GEMUHAK  adalah mata Air Panas Alami dengan Suhu Sekitar 97derajat celcius, dengan kandungan Sulfur dan Yodium Yg Diyakini dapat mencegah penyakit gondok dan mengobati Berbagai macam panyakit kulit
Foto;andryan-sharedata.blogspot
 GEMUHAK" , sebuah kawah air panas yang sering dikunjungi teman-temannya ketika beliau kecil. Suara kawah yang bergemuruh membuat orang menyebutnya dengan "Gemuhak"
Foio By; M Priyanka Maulana  (OUC_com)
 Perjalana ditempuh Sekitar 1,5 Jam Dari desa Kelumpang, Kecamatan Ogan Ulu. Kab OKU Mempuh Jarak +- 8km, sepanjang perjalan anda akan disuguhi Pemandanga Panorama Alam yg cukup Mengagumkan Mulai dari sawah yang Terbentang Luas, Air yang Mengalir deras dengan Kejernihan yang Membuat Damai Suasana sepanjang Pejalanan Anda.
Mata Air yg Memiliki suhu Panas yg Tinggi Dapat Digunakan Untuk Memasak Telur Cukup dengan Merendam Telur dalam Air Panas Yg Keluar diantara Celah Bebatuan....
Jadi Mun Kamu Nak HUsekk Ke sini Hala Lupe Mbawe Telokh......

Diambil Dari berbagi Sumber_

Entri Populer